Pembelajaran SMA: Kembalinya Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa

Latar Belakang Perubahan Kebijakan

Sejarah Singkat Kurikulum Merdeka tanpa Penjurusan

Kemendikdasmen menerapkan Kurikulum Merdeka sejak tahun ajaran 2021/2022 yang memungkinkan siswa memilih mata pelajaran lintas jurusan tanpa batasan IPA, IPS, atau Bahasa. Namun, setelah lebih dari tiga tahun, Kemendikdasmen menilai kebebasan tersebut kurang efektif dalam mempersiapkan siswa menghadapi TKA dan seleksi perguruan tinggi.

Alasan Akademik dan Administratif

Menurut Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat, TKA untuk SMA akan mencakup lima mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan dua mata pelajaran pilihan sesuai jurusan. Oleh karena itu, sistem penjurusan dianggap perlu agar siswa dapat mendalami materi pilihan secara lebih fokus dan terstruktur.

Baca juga : Fleksibilitas Siswa Sekolah Rakyat: Masuk Kapan Saja dengan Kurikulum MEME

Detil Sistem Penjurusan yang Dikembalikan

1. Kategori Jurusan: IPA, IPS, dan Bahasa

Mulai tahun ajaran 2025/2026, Kemendikdasmen akan mengaktifkan kembali sistem penjurusan di SMA menjadi tiga kategori utama: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa. Setiap jurusan memiliki fokus mata pelajaran yang spesifik:

  • Jurusan IPA: Siswa akan mendalami mata pelajaran seperti Fisika, Kimia, dan Biologi.

  • Jurusan IPS: Fokus pada mata pelajaran Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi.

  • Jurusan Bahasa: Menitikberatkan pada studi Sastra Indonesia, Bahasa Asing, dan Linguistik.

Langkah ini bertujuan untuk memberikan struktur pembelajaran yang lebih terarah sesuai dengan minat dan bakat siswa, serta mempersiapkan mereka untuk jenjang pendidikan selanjutnya .

2. Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan Kaitan dengan Jurusan

Tes Kemampuan Akademik (TKA) akan menggantikan Ujian Nasional sebagai alat ukur kemampuan akademik siswa. Untuk jenjang SMA, TKA akan menguji lima mata pelajaran:

  1. Bahasa Indonesia

  2. Bahasa Inggris

  3. Matematika

  4. Dua mata pelajaran pilihan sesuai dengan jurusan yang diambil siswa

Misalnya, siswa jurusan IPA akan memilih dua dari mata pelajaran Fisika, Kimia, atau Biologi; siswa jurusan IPS akan memilih dua dari Ekonomi, Geografi, atau Sosiologi; sedangkan siswa jurusan Bahasa akan memilih dua dari Sastra Indonesia, Bahasa Asing, atau Linguistik .

3. Jadwal dan Tahapan Implementasi

Kemendikdasmen telah menetapkan jadwal pelaksanaan TKA sebagai berikut:

  • SMA/SMK/MA: November 2025, untuk siswa kelas 12

  • SMP/MTs: Maret–Mei 2026, untuk siswa kelas 9

  • SD/MI: Maret–Mei 2026, untuk siswa kelas 6

Sistem penjurusan akan mulai diterapkan pada siswa kelas 10 di tahun ajaran 2025/2026. Dengan demikian, siswa akan menjalani proses pembelajaran sesuai jurusan yang mereka pilih sejak awal masuk SMA .

Baca juga : Kebijakan SPMB 2025 oleh Kemendikdasmen: Apa yang Berubah?

Tanggapan dan Dampak dari Berbagai Pihak

Dukungan dari Organisasi Pelajar dan Alumni

Perhimpunan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur (IPM Jatim) menyambut baik keputusan ini karena dinilai akan “memantapkan potensi siswa sesuai minat dan bakat” serta mengembalikan nuansa kompetisi akademik yang sehat. Mereka menilai format jurusan dapat memudahkan siswa dalam memetakan jalur karier sejak di bangku SMA.

Kritik dari Pakar dan Guru

Sebaliknya, Andhyka Muttaqin dari Universitas Brawijaya menilai kebijakan ini terlaksana terlalu cepat tanpa evaluasi mendalam atas efektivitas Kurikulum Merdeka. Demikian pula, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menyebut kebijakan penjurusan kembali sebagai “tanpa kajian” dan menuntut studi dampak jangka panjang.

Respon Sekolah dan Guru Lapangan

Beberapa guru di SMAN 70 Jakarta menegaskan bahwa format jurusan semacam paket IPA/IPS/Bahasa sebenarnya sudah pernah efektif diterapkan di sekolah mereka. Mereka siap mengadaptasi kembali materi ajar dan metode pembelajaran, asalkan sosialisasi kebijakan dilakukan lebih awal dan komprehensif.

Tantangan dan Peluang Implementasi

Tantangan: Sosialisasi dan Pelatihan Guru

Perubahan kebijakan ini menuntut sosialisasi intensif kepada guru serta pelatihan ulang dalam merancang RPP dan materi ajar sesuai jurusan. Tanpa kesiapan guru, ada risiko gangguan proses belajar mengajar di awal implementasi.

Peluang: Fokus pada Kualitas Pendidikan

Dengan penjurusan kembali, sekolah dapat memfokuskan sumber daya—termasuk laboratorium dan perpustakaan—pada kebutuhan setiap jurusan. Sebagai hasilnya, kualitas pembelajaran diharapkan meningkat dan siswa lebih siap menghadapi ujian TKA maupun seleksi perguruan tinggi.

Sinergi dengan Perguruan Tinggi dan Industri

Kemendikdasmen juga mendorong kerja sama antara sekolah, perguruan tinggi, dan dunia industri untuk merancang kurikulum jurusan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Sinergi ini dapat membuka peluang magang dan penelitian bagi siswa sejak SMA.

Info lainnya : Mendorong Pembentukan Karakter Melalui Konseling: Peran Konselor di Era Globalisasi

Dengan pengembalian sistem penjurusan, Kemendikdasmen berupaya mengembalikan struktur yang lebih terarah dalam pembelajaran SMA sambil mempersiapkan siswa menghadapi TKA dan tantangan masa depan.

Tingkatkan kualitas tenaga pengajar Anda bersama ahli yang tepat! Hubungi Excellent Team sekarang juga untuk solusi terbaik dalam meningkatkan kualitas pengajar di institusi Anda.

KONSULTASI GRATIS DENGAN EXCELLENT TEAM SEKARANG!